top of page

Eksplorasi Spiritual Dan Sosial Dalam Pameran 'Melik Nggendong Lali' Oleh Butet Kartaredjasa Di Galeri Nasional Indonesia


ree

Halo Unwinders. Pameran seni rupa "Melik Nggendong Lali" yang dihadirkan oleh Butet Kartaredjasa di Galeri Nasional Indonesia merupakan sebuah perjalanan mendalam ke dalam dimensi spiritual dan kritik sosial-politik. Dengan menampilkan instalasi patung dan lukisan, pameran ini menawarkan sebuah refleksi visual dan emosional yang kaya akan makna.


Butet Kartaredjasa, yang dikenal luas sebagai aktor dan penggiat seni pertunjukan, kini mengeksplorasi medium visual untuk menyampaikan pesan-pesan mendalamnya. Pameran ini dimulai dengan laku spiritual yang mendalam, di mana Butet secara rutin menulis nama Bambang Ekolojo Butet Kartaredjasa berulang-ulang pada secarik kertas selama 90 hari. Proses ini bukan hanya sebuah praktik meditasi, tetapi juga merupakan sebuah bentuk refleksi dan penyesuaian diri yang memunculkan karya seni yang kaya akan makna.


Salah satu karya utama dalam pameran ini adalah patung Melik Nggendong Lali. Patung ini menggambarkan figur yang membawa beban berat di pundaknya, simbol dari tanggung jawab dan beban sosial yang sering diabaikan oleh masyarakat. "Melik Nggendong Lali," yang berarti "Membawa Beban Lupa," menggambarkan bagaimana seringkali individu dan masyarakat menanggung beban yang mereka lupakan atau abaikan dalam kesibukan sehari-hari. Patung ini mengundang pengunjung untuk merenung tentang tanggung jawab sosial mereka dan bagaimana mereka berinteraksi dengan dunia di sekitar mereka.


Selain patung, pameran ini juga menampilkan lukisan Jelmaan Kesombongan, yang menyoroti aspek-aspek kesombongan dalam masyarakat. Lukisan ini menggambarkan karakter-karakter dengan ekspresi yang kuat dan dominan, menyoroti bagaimana kesombongan dapat mempengaruhi perilaku dan pandangan individu. Melalui karya ini, Butet ingin mengajak pengunjung untuk mengeksplorasi dampak kesombongan dalam hubungan sosial dan politik, serta bagaimana hal itu membentuk cara kita melihat dan berinteraksi dengan orang lain.


Pameran "Melik Nggendong Lali" tidak hanya menyajikan karya seni, tetapi juga menyentuh dimensi spiritual dan sosial yang mendalam. Butet Kartaredjasa, dengan laku spiritualnya, menawarkan perspektif baru tentang bagaimana seni dapat digunakan sebagai alat untuk refleksi diri dan kritik sosial. Proses penulisan nama secara terus-menerus menunjukkan dedikasi dan ketekunan, yang kemudian menginspirasi karya-karya seni yang kritis dan puitis.


ree

Kuratorial oleh Asmudjo J Irianto menjelaskan bahwa proses spiritual ini adalah bagian integral dari penciptaan karya seni. Dalam konteks ini, seni tidak hanya berfungsi sebagai produk akhir tetapi juga sebagai proses yang melibatkan perjalanan introspeksi dan pemahaman. Dengan pendekatan ini, pameran "Melik Nggendong Lali" mengajak pengunjung untuk melihat seni bukan hanya sebagai representasi visual, tetapi sebagai sebuah dialog antara spiritualitas, realitas sosial, dan politik.


Pameran ini diharapkan dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap cara kita melihat dan memahami seni kontemporer. Dengan menggabungkan elemen spiritual dan kritik sosial, Butet Kartaredjasa berhasil menciptakan sebuah pengalaman yang mendorong pengunjung untuk berpikir lebih dalam tentang isu-isu yang sering diabaikan dalam kehidupan sehari-hari.


Bagi para pecinta seni dan mereka yang tertarik dengan refleksi sosial-politik, pameran ini adalah kesempatan yang tidak boleh dilewatkan. Jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan karya Butet Kartaredjasa yang inspiratif dan mendalam di Gedung A, Galeri Nasional Indonesia.


Pameran ini tidak hanya akan memperkaya pemahaman Unwinders tentang seni kontemporer tetapi juga memberikan ruang untuk refleksi dan pertumbuhan pribadi. Sampai jumpa ya Unwinders di Galeri Nasional Indonesia!

Commentaires


© 2024 by Unwind Jakarta

Follow our social media!

  • Instagram
  • Youtube
bottom of page