
Dia.Lo.Gue Artspace Hadirkan Perjalanan Seni Lukis Kaca Indonesia
- Rangga Saputra
- 10 Jul 2024
- 2 menit membaca
Diperbarui: 27 Jul 2024

Halo Unwinders. Beragam karya seni lukis kaca terpampang di dinding-dinding Dia.Lo.Gue Art Space di daerah Kemang, Jakarta Selatan. Sekitar 300 lukisan kaca itu hadir sebagai bagian dari pameran Cerita Kaca: Perjalanan Seni Lukis Kaca Indonesia yang berlangsung mulai 3 Februari - 19 April 2024.
Terbagi menjadi 10 bagian, pameran itu mengupas bagaimana perjalanan seni lukis kaca di Indonesia. Dalam ekshibisi, pengunjung diajak untuk melihat bagaimana perjalanan lukis kaca dengan ragam kaitan. Mulai kisah pewayangan, kebudayaan Islam, hingga cerita rakyat.
Pewayangan dan kebudayaan Islam
Wayang ialah tema paling dominan pada seni lukis kaca di Indonesia. Peniruan dan pengadopsian wayang kulit ke dalam lukisan kaca memungkinkan lebih banyak orang menikmati bentuk wayang kulit secara lebih dekat, yang biasanya berjarak karena tampil dalam pergelaran wayang.
Salah satu lukisan kaca yang menarik perhatian ialah karya seniman legendaris Rastika. Lukisan milik Rastika menampilkan Semar yang sedang memegang bola dunia diatas telapak tangan kirinya. Lukisan itu berkesan lantaran Rastika menghadiri ilusi seolah lukisannya ialah gambar tiga dimensi.
Masuk lebih dalam ke area pameran, kita akan menemukan sebuah ruang dengan tembok kuning menyala. itu ialah ruang lukis kaca dengan tema kebudayaan islam.
Sebanyak 47 karya seni lukis kaca memenuhi dinding ruangan. Karya-karya itu di antaranya milik seniman Sastradiharjo, Kartadihardjo, ataupun Yadi Umbara.

Berkembangnya lukisan kaca dengan tema kebudayaan Islam berawal dari para ulama lokal yang kerap memesan lukisan kaca bergambar masjid di Timur Tengah ataupun kaligrafi untuk dekorasi di masjid atau di rumah mereka.
Fenomena itu memantik berbagai seniman lukis kaca di Indonesia berbondong-bondong melukis wujud-wujud masjid atau kaligrafi dalam karya mereka.
Lebih jauh, lukisan kaca juga menjadi wahana akulturasi antara ekspresi Islam yang ketimuran dan budaya budaya lokal di Indonesia. Citra yang tampil dalam lukisan-lukisan kaca menampilkan penafsiran dan imaji yang autentik, seperti pada karya Maryono yang menampilkan kaligrafi dalam bentuk siluet orang sembahyang. Namun, bukan hanya kaligrafi dalam huruf latin.
Upaya melestarikan
Pameran Cerita Kaca menjadi salah satu upaya untuk melestarikan seni lukis kaca yang sudah mulai terlupakan. Menurut Hermawan, kurangnya informasi terkait dengan seni lukis kaca, menjadi salah satu hal yang menyebabkannya tidak lagi populer.
Ia pun menginginkan agar publik, khususnya anak-anak muda, mengetahui eksistensi seni lukis kaca itu dan bagaimana perjalanannya di Nusantara.
"Kami berharap bahwa anak muda banyak yang bisa datang ke pameran ini, untuk melihat dan belajar, serta mengetahui kekayaan seni yang kata punya," tutur Hermawan.
Lewat pameran itu, Hermawan juga berharap ke depannya bermunculan kembali seniman-seniman lukisan kaca agar keberadaan seni tersebut tetap terjaga.
Comments